Recycle Bin
tempat buang sampah (semoga masih bisa di-recycle)
Jumat, 31 Oktober 2014
Menikmati Penantian
Jumat, 26 Juli 2013
Menurunkan Al-Quran dalam Hati
Berikut merupakan rangkuman dari tausiyah tarawih malam ini:
Malam Nuzulul Quran seharusnya dapat dijadikan momentum untuk menjadikan Al-Quran turun ke dalam diri kita masing-masing. Diceritakan dari kisah nyata, ada seorang wanita yang mencoba bunuh diri sampai dua kali. Akan tetapi, kedua-duanya gagal karena ada saja yang datang untuk menyelamatkannya. Setelah kegagalan yang kedua, wanita itu dengan izin Allah mendatangi sang Ustad untuk mendiskusikan permasalahannya. Sang Ustad dengan perlahan-lahan mendengarkan dan mencoba memberi solusi atas setiap permasalahan si wanita dengan selalu merujuk pada Al Quran. Wanita tersebut semakin lama semakin tersadar bahwa ternyata selama ini semua solusi hidup sudah ada petunjuknya dalam Al Quran. Semenjak kejadian itu, dia mempunyai keyakinan kuat bahwa semua hal pasti dapat diselesaikan dengan berpedoman dengan Al Quran. Tiga bulan berikutnya, sang Ustad mendapat telepon dari wanita tersebut yang saat itu berada di depan Ka'bah dengan suara bergetar karena menangis tersedu-sedu atas pertobatannya di Rumah Allah itu. Subhanallah.
Cerita kedua datang dari seorang ibu rumah tangga yang pada awalnya sangat kesulitan membaca huruf hijaiyah, bahkan membedakan antara "nun" dan "ba'" saja masih sering tertukar. Namun, dengan disuntik semangat bahwa orang yang belajar membaca Al Quran dengan terbata-bata akan dijanjikan dua kebaikan, ibu tersebut mengalami akselerasi yang mengagumkan. Saat ini, ibu tersebut sudah menjadi da'iyah bagi orang-orang di sekitarnya dengan selalu mengaitkan semua solusi permasalahan dengan Al Quran.
Menjadikan Al Quran ada dalam diri tentu membutuhkan usaha yang tidak mudah karena Allah hanya memberi petunjuk kepada yang Dia kehendaki. Tugas kitalah untuk menjadi hamba yang layak untuk 'dikehendaki' tersebut. Mungkin lima ayat yang turun pertama kali yaitu Q.S. Al-Alaq ayat 1-5 bisa dijadikan penguat dalam usaha mendatangkan Al Quran ini. Ayat pertama yang memerintahkan manusia untuk membaca adalah langkah awal dalam mencari ilmu. Semakin banyak dan semakin sering membaca, ilmu akan bertambah. Akan tetapi, yang sering terlewatkan atau bahkan yang belum disadari (terutama oleh saya sendiri) adalah perintah implisit pada ayat keempat, yang artinya "Dia yang mengajarkan dengan qolam (pena)". Ayat ini mengandung perintah kepada manusia untuk mempertahankan ilmu yang mereka peroleh dan menjadikan ilmu tersebut lebih bermanfaat. Caranya adalah dengan menuliskannya. Ya, ilmu itu akan bertahan dan berlipat-lipat manfaatnya jika ditulis kemudian disebarluaskan.
en.wikipedia.org |
“Ilmu pengetahuan adalah laksana binatang buruan dan penulisan adalah tali pengikat buruan itu. Oleh sebab itu ikatlah buruanmu dengan tali yang teguh.”Manfaatkan media yang ada untuk menuliskan apa yang telah kita dapat sehingga dapat melipatgandakan manfaat. Sebab ilmu yang hanya disimpan dalam pikiran dan hati dan tidak pernah disampaikan akan menjadikannya mubazir.
Semangat menulis!
nb: jadi teringat dengan postingan seorang teman belum lama ini (monilando.blogspot). Tema yang sepertinya pas untuk Ramadhan kali ini.
Sabtu, 13 Juli 2013
Oleh-oleh Seminar TIPH (yang tertunda)
sumber: mardiantony.com |
Rabu, 13 Februari 2013
Setubuh
Senin, 14 Januari 2013
Seni Menata Hati dalam Bergaul
Rabu, 02 Januari 2013
wanprestasi
Mengatasnamakan kesibukan untuk tidak melaksanakan janji mungkin suatu waktu akan terkesan menyelematkan, tapi apakah setelah itu perasaan menjadi tenang? Jika jawaban Saudara tidak, berarti kita sealiran.
Pernah suatu saat saya berjanji akan banyak menulis di blog ini. Dan kenyataannya jauh dari harapan.
Kalau setelah ini saya bertekad untuk sering menulis, apakah saya akan mencederai janji saya lagi? Sebenarnya pertanyaan semacam ini tidak perlu dan tidak seharusnya terucap. Karena frasa "setelah ini" masuk dalam dimensi waktu masa depan, jadi sebisa mungkin jangan sampai terkotori dengan keputusasaan, pesimistis, dan kecurigaan yg tidak berdasar. Bismillah, yakin bisa (mungkin dengan diiringi sedikit perbaikan niat agar diri ini terus bergerak dan hasilnya bisa bermanfaat)